Perpanjangan STNK

Walau sudah lama saya membayar STNK dengan datang sendiri ke Kantor Satuan Administrai Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Samarinda, tapi baru kali ini saya merasakan kepuasan atas pelayanan perpanjangan STNK ini. Karena berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang terkesan masih agak ribet dengan banyaknya formulir yang harus diisi, serta waktu tunggu yang dirasa masih lama, sekarang semua itu tinggal kenangan semata.

Kenyamanan yang saya dapatkan, ternyata juga dirasakan oleh semua orang mengurus perpanjangan stnk motor ataupun mobil di Samsat Samarinda. Sayapun juga menemukan testimoni yang mengunkapkan rasa kepuasannya sebagai orang yang pertama kali perpanjang STNK di tempat yang sama. Kalo begini terus keadaanya, seharusnya tidak perlu yang namanya ke biro jasa STNK ataupun pake jasa calo.

Jadi, ceritanya kemarin awal bulan November ini saya ke Samsat dengan tujuan untuk perpanjang stnk . Yah, selagi masih ada uang dan belum tentu disaat lain mempunyai waktu. Ketika saya sampai sekitar jam 11.10, saya heran kenapa hanya sedikit orang yang mengurus hari itu. Sambil menuju ke loket pertama, dan menyerahkan foto kopi stnk; ktp; serta bkpb; saya melihat sekeliling ruangan masih dengan ekspresi heran. Oh iya, jangan lupa buka dulu plastic pembungkus stnk aslinya ya. Karena saya lihat banyak yang memberikannya bersama stnk asli, padahal tidak perlu diberikan dan harganya lumayan kalo beli.

Setelah saya diberi formulir isian di loket pertama tersebut, baru saya mengerti bahwa ada perubahan dalam pengurusan stnk kali ini. Formulir isian tersebut tidak sama dengan formulir yang harus diisi tahun lalu. Ukurannya lebih kecil dan yang harus diisipun hanya beberapa kalimat. Ini tentu mengurangi pertanyaan dan kesalahan pada saat pengisian formulir. Yang tentu saja mengurangi waktu tunggu pula.

Foto tersebut adalah contoh formulir isian yang ditempelkan di meja tulis. Rupanya banyak juga yang pulpennya macet. Gimana? Sangat simpelkan formulirnya. Yang perlu diisi hanya yang bagian kiri, yaitu nama; alamat; no plat; tanggal; dan tandatangan.  Kalau dibandingkan dengan tahun lalu, jauh banget.

Tidak menunggu lama setelah mengisi formulir itu, sayapun menuju loket kedua. Dimana diloket kedua ini, saya diberikan nomor antrian dan dipersilahkan ke ruang tunggu. Seperti yang tertera dalam gambar, nomor antrian saya adalah 90. Wah, ternyata sudah banyak juga yang mengurus sebelum saya.

Sayapun duduk diruang tunggu yang sangat lenggang, karena bila dihitung hanya 7 orang saja yang sedang mengantri untuk memperpanjang stnk. Sambil menunggu, saya foto aja contoh formulir; loket-loketnya; dan nomor antriannya. Selesai memfoto, saya kembali duduk dan menonton tv. Karena waktu itu sedang berita tentang merapi, akhirnya terbawa obrolan juga dengan Bapak yang duduk dibaris sebelah saya. Katanya, beliau pernah melihat di tv kalau dibawah tanah itu ada jalur lava yang menghubungkan seluruh gunung berapi didunia. Entah, benar atau tidak. He..eh aja.

Singkat kata, nomor antrian saya dipanggil ke loket pembayaran biaya perpanjangan stnk. Saya tidak tahu bagaimana cara penghitungan pajak stnk, yang jelas biaya perpanjangan stnk saya kali ini lebih murah dari tahun sebelumnya. Sekedar informasi, biaya perpanjang stnk yang harus kita bayarkan sama dengan jumlah pembayaran yang tertulis di STNK lama kita ini. Sip dah, sisanya bisa untuk beli bensin. Struk saya dapatkan dari setelah membayar di loket pembayaran perpanjangan stnk tadi. Sekarang saya hanya tinggal menunggu proses akhir, sambil nonton dan ngerumpi soal merapi lagi. Tidak lupa saya foto juga struknya.

Tidak berapa lama, nomor 90 dan 91 pun terdengar dipanggil ke loket penyerahan stnk. Saya serahkan nomor antrian, dan dapatlah saya stnk baru yang telah diperpanjang. Bagaimana, mudah kan mengurus perpanjangan stnk sendiri. Ga sampai 10 menit, dan tanpa ada pungutan liar. Insya Allah, tahun depan saya ingin menyoba bayar yang di Mall SCP karena buka sampai malam, di mobil stnk keliling, lewat atm, drive thru, atau cara inovasi lainnya. Kalo cara online perpanjang stnk-nya bisa ngga ya?